PGRI: Mendikbud Cari Kambing Hitam
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Pengurus Besar
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo menyesalkan sikap
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang enggan menunda dulu
pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG)
online yang masih bermasalah hingga hari ketiga, Rabu (1/8/2012). Apalagi, pemerintah justru melemparkan kesalahan kegagalan UKG
online kepada guru dan operator di lokasi ujian.
"Sangat disayangkan, Mendikbud justru mencari kambing hitam kegagalan UKG
online dari
pihak guru dan operator. Apa tidak malu Mendikbud mengatakan hal itu?
Nyata-nyata saya pantau ke lapangan dan berbicara langsung dengan guru
dan operator, tidak benar tudingan Mendikbud," kata Sulistyo yang
memantau UKG
online di wilayah Jawa Tengah.
Para guru peserta UKG
online,
kata Sulistyo, hanya diminta memasukkan data nomor peserta ujian dan
nomor unik pendidik tenaga kependidikan (NUPTK). Data itu sudah
tersedia, hanya tinggal dipindahkan ke komputer.
"Masa mengisi
data begitu saja, guru bisa salah? Tidak masuk akal alasannya. Apalagi
para guru didampingi petugas untuk memastikan data yang ditulis ke
komputer benar. Nyatanya, guru gagal
log in, enggak bisa ujian," kata Sulistyo.
Sulistyo mengimbau supaya Kemendikbud berbesar hati secara terbuka menjelaskan penyebab kegagalan UKG
online di
sejumlah daerah. "Kami minta hentikan dulu sementara sampai sistemnya
siap. Ini sudah tiga hari masih tetap bermasalah," kata Sulistyo.
Menurut Sulistyo, PGRI mendukung UKG
online untuk pemetaan kompetensi guru yang dipakai sebagai data awal pembinaan guru secara berkelanjutan. Akan tetapi, pelaksanaan UKG
online mesti baik dan siap sehingga tidak merugikan guru dan siswa.
"Para
guru sudah memenuhi kewajiban hadir di lokasi ujian dan menyiapkan
diri. Mereka meninggalkan tugas mengajar. Bahkan, ada guru yang
lokasinya jauh, tetapi sampai hari ketiga komputer tetap tidak bisa
terkoneksi. Apa pemerintah tidak merasa punya tanggung jawab untuk
memberi pelayanan yang baik kepada guru," kata Sulistyo.